Senin, 29 Desember 2014

REVOLUSI MENTAL JOKOWI DODO (TULISAN 2)



Indonesia sudah memiliki enam mantan Presiden yang diakui Indonesia dan tiap Presiden menghasilkan perubahannya sendiri-sendiri. Soekarno membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Disusul Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati dan SBY. Dan Presiden Indonesia yang ketujuh kita adalah Jokowi Dodo apakah Persiden yang ketujuh kita melakukan perubahan-perubahan seperti halnya Presiden terdahulu???
 Pada blog ini saya akan bercerita bagaimana cara dan perjuangan yang dilakukan Presiden ke tujuh kita dalam melakukan perubahan-perubahan pada negeri kita tercinta Indonesia.
Revolusi mental yang di galangkan Presiden Jokowi Dodo dalam upaya mereformasi birokrasi merupakan pekerjaan yang tidak gampang. Pasalnya banyak pihak dari kalangan birokrat yang tidak setuju dengan pelaksanaan revolusi mental. Walaupun banyak pro dan kontra dengan revolusi mental Presiden Jokowi Dodo tetap berusaha menjalankannya.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya resmi mencanangkan Gerakan Nasional Revolusi Mental bertepatan dengan pelaksanaan upacara HUT ke-43 Korpri yang digelar di Lapangan Monas.
Menurut saya jargon revolusi mental yang di bangga-banggakan Presiden Jokowi Dodo sangat bagus, sebab untuk menciptakan perubahan (dalam arti positif), tidak diperlukan pemimpin sangat cerdas sebab kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian. Keberanian jadi satu faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter, termasuk keberanian mengambil keputusan dan menghadapi risiko. Menurut saya, apabila kita mengharapkan suatu perubahan jagan lah memulainya dari hal-hal yang besar alangkah baiknya apabila kita memulainya dari hal-hal yang terkecil  dan sederhana di lingkungan sekitar kita, walaupun kecil dan sederhana tetapi manfaatnya sangat besar bagi peningkatan pelayanan publik.
Menurut saya sejauh ini Presiden Jokowi Dodo sudah memulai revolusi mental di kabinet yang dipimpinnya.
Presiden Jokowi pernah menjelaskan tentang revolusi mental yang menjadi jargonnya itu.
Menurut Jokowi, revolusi mental berarti masyarakat mengenal dan melaksanakan kembali karakter orisinal bangsa Indonesia, seperti santu, berbudi pekerja, ramah dan bergotong-royong. Revolusi mental menjadi keharusan dilakukan oleh masyarakat Indonesia saat ini. Sebab, pergeseran karakter menjadi akar munculnya KKN, birokrasi bobrok hingga ketidakdisplinan.
Ada tiga sasaran dalam revolusi mental Jokowi yang akan diterapkan ke semua birokrasi dalam pemerintahannya.
Yang pertama, merubah mindset cara berpikir dan cara pandang sebagaimana yang tadi sudah disampaikan presiden. Era birokrasi priyai sudah selesai, kita masuk ke dalam era birokrat yang melayani rakyat," ungkap Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi di Silang Monas, Jakarta.
Salah satu cara mengimpelementasinya adalah dalam public service pelayanan publik. Bahwa aparatur sipil negara sebagai representasi dari pemerintahan, hadir setiap rakyat membutuhkan mereka.
"Sasaran kedua adalah strukur. Struktur organisasi dalam amanat bapak Presiden harus ramping, efisien, tidak boleh gemuk, dan tidak boleh ada organisasi-organisasi dalam pemerintahan yang menduplikasi fungsi," ungkapnya.
Dia melanjutkan, kalau ada duplikasi fungsi, maka harus segera digabungkan. Karena tidak mungkin merampingkan struktur sekaligus menghilangkannya, tetapi dengan perampingan struktur tata kelola akan lebih sehat.
"Sasaran ketiga adalah kultur dan budaya. Budaya kerja yang lebih disiplin, bertanggung jawab, mengedepankan kebersamaan dan gotong royong," jelasnya.
"Konsekuensi dari penerapan aturan pasti ada sanksi, kalau dia tidak mengikuti kaidah yang berlaku akan dimutasi, didemosi, tidak diberikan tunjangan kinerjanya, diberhentikan gaji ke-13, bahkan bisa diturunkan pangkatnya sampai tiga tahun," tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar