Indonesia sudah memiliki enam mantan Presiden yang diakui Indonesia dan tiap Presiden menghasilkan perubahannya sendiri-sendiri.
Soekarno membawa perubahan
besar bagi bangsa ini. Disusul Soeharto, Habibie, Gus Dur,
Megawati dan SBY. Dan Presiden Indonesia yang ketujuh kita adalah Jokowi Dodo
apakah Persiden yang ketujuh kita melakukan perubahan-perubahan seperti halnya
Presiden terdahulu???
Pada blog ini saya akan bercerita bagaimana
cara dan perjuangan yang dilakukan Presiden ke tujuh kita dalam melakukan
perubahan-perubahan pada negeri kita tercinta Indonesia.
Revolusi
mental yang di galangkan Presiden Jokowi Dodo dalam upaya mereformasi birokrasi
merupakan pekerjaan yang tidak gampang. Pasalnya banyak pihak dari kalangan
birokrat yang tidak setuju dengan pelaksanaan revolusi mental. Walaupun banyak
pro dan kontra dengan revolusi mental Presiden Jokowi Dodo tetap berusaha
menjalankannya.
Presiden
Joko Widodo (Jokowi) akhirnya resmi mencanangkan Gerakan Nasional Revolusi
Mental bertepatan dengan pelaksanaan upacara HUT ke-43 Korpri yang digelar di
Lapangan Monas.
Menurut
saya jargon revolusi mental yang di bangga-banggakan Presiden Jokowi Dodo
sangat bagus, sebab untuk menciptakan
perubahan (dalam arti positif), tidak diperlukan pemimpin sangat cerdas sebab
kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian. Keberanian jadi satu
faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter, termasuk keberanian mengambil
keputusan dan menghadapi risiko. Menurut saya, apabila kita mengharapkan suatu
perubahan jagan lah memulainya dari hal-hal yang besar alangkah baiknya apabila
kita memulainya dari hal-hal yang terkecil
dan sederhana di lingkungan sekitar kita, walaupun kecil dan sederhana
tetapi manfaatnya sangat besar bagi peningkatan pelayanan publik.
Menurut
saya sejauh ini Presiden Jokowi Dodo sudah memulai
revolusi mental di kabinet yang dipimpinnya.
Presiden Jokowi
pernah menjelaskan tentang revolusi mental yang menjadi jargonnya itu.
Menurut
Jokowi, revolusi mental berarti masyarakat mengenal dan melaksanakan kembali
karakter orisinal bangsa Indonesia, seperti santu, berbudi pekerja, ramah dan
bergotong-royong. Revolusi mental menjadi keharusan dilakukan oleh masyarakat
Indonesia saat ini. Sebab, pergeseran karakter menjadi akar munculnya KKN,
birokrasi bobrok hingga ketidakdisplinan.
Ada
tiga sasaran dalam revolusi mental Jokowi yang akan diterapkan ke semua
birokrasi dalam pemerintahannya.
Yang pertama,
merubah mindset cara berpikir dan cara pandang sebagaimana yang tadi
sudah disampaikan presiden. Era birokrasi priyai sudah selesai, kita masuk ke
dalam era birokrat yang melayani rakyat," ungkap Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi di Silang Monas,
Jakarta.
Salah satu
cara mengimpelementasinya adalah dalam public service pelayanan
publik. Bahwa aparatur sipil negara sebagai representasi dari pemerintahan,
hadir setiap rakyat membutuhkan mereka.
"Sasaran
kedua adalah strukur. Struktur organisasi dalam amanat bapak Presiden harus
ramping, efisien, tidak boleh gemuk, dan tidak boleh ada organisasi-organisasi
dalam pemerintahan yang menduplikasi fungsi," ungkapnya.
Dia
melanjutkan, kalau ada duplikasi fungsi, maka harus segera digabungkan. Karena
tidak mungkin merampingkan struktur sekaligus menghilangkannya, tetapi dengan
perampingan struktur tata kelola akan lebih sehat.
"Sasaran
ketiga adalah kultur dan budaya. Budaya kerja yang lebih disiplin, bertanggung
jawab, mengedepankan kebersamaan dan gotong royong," jelasnya.
"Konsekuensi dari
penerapan aturan pasti ada sanksi, kalau dia tidak mengikuti kaidah yang
berlaku akan dimutasi, didemosi, tidak diberikan tunjangan kinerjanya,
diberhentikan gaji ke-13, bahkan bisa diturunkan pangkatnya sampai tiga
tahun," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar