Rabu, 31 Desember 2014

PNS DILARANG BERADA DI DUA KAKI



Banyaknya Pegawai Negeri Sipil (PNS) terlibat aktif di dunia politik menjadi perhatian Dewan Pengurus KORPRI Nasional, hal ini juga terjadi di Provinsi Banten.
Walaupun Sekjen Dewan Pengurus KORPRI Nasional-Tasdik Kinanto telah meminta kepada seluruh PNS untuk tidak berkecimpung dan melibatkan diri pada urusan politik atau PNS dilarang berada di dua kaki (politik dan karir PNS). Tetap saja ada PNS yang berada di dua kaki.
 “PNS harus netral, kalau PNS ini sudah tidak netral, urusan pelayanan akan tidak sangat baik, dan dapat menghambat proses pembangunan” ujarnya.
Namun demikian Tasdik tidak melarang seseorang untuk aktif dan terlibat dalam dunia politik. “JIka anda PNS bermain politik silahkan saja. Tapi jangan ada di birokrasi, keluar dulu, setelah itu bebas berpolitik” ujarnya.
PNS harus menunjukkan dedikasi dan pelayanan kepada masyarakat. Apalagi saat ini sudah ada UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menuntut pegawai negeri bersikap profesional. “Anggota KORPRI akan diintegrasikan dengan korps profesi ASN” ujarnya kembali.


Sumber :
http://humasprotokol.bantenprov.go.id/read/article-detail/berita/1233/PNS-DILARANG-BERADA-DI-DUA-KAKI.html

DPRD BANTEN TELAH SETUJUI APBD PROVINSI BANTEN TAHUN ANGGARAN 2015



KOTA SERANG – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten telah menyetujui Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Banten Tahun Anggaran 2015 melalui Rapat Paripurna pengambilan keputusan DPRD terhadap Peraturan Daerah (Perda) tentang APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2015 di Gedung DPRD Provinsi Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kec.Curug, Kota Serang, Minggu (30/11/2014).
Plt.Gubernur Banten-H.Rano Karno mengatakan bahwa dokumen persetujuan Perda APBD tahun anggaran 2015, pendapatan ditargetkan sebesar Rp7,64 triliun lebih, dari pendapatan tersebut, Pendapatan Asli Daerah (PAD) telah meningkat secara signifikan yaitu mencapai Rp5,13 trilun lebih.
Selain mengupayakan peningkatan kemampuan keuangan daerah, Pemerintah Provinsi Banten juga selalu meningkatkan dan mempertajam skala prioritas serta peningkatan sinergi pembangunan. Pada tahun 2015 ini anggaran belanja lebih dari Rp9,047 triliun, Pemerintah Provinsi Banten akan lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.
Dengan telah disetujuinya Perda tentang APBD Provinsi Banten Tahun Anggaran 2015 ini maka akan segera diteruskan ke tahap proses evaluasi oleh Kementerian Dalam Negeri. Plt.Gubernur berharap Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dapat diserahkan kepada Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran pada akhir Desember 2014. Dengan demikian APBD dapat efektif dilaksanakan mulai awal bulan Januari tahun 2015.
Diharapkan Pemerintah Provinsi Banten dapat melakukan sosialisasi pengelolaan APBD tahun anggaran 2015 pada pemerintah kabupaten/kota dengan memperhatikan, pertama, membuka domain publik secara profesional dan proposinal kepada seluruh lapisan masyarakat Banten; kedua, memberikan hak politik anggaran yang baik kepada masyarakat sehingga masyarakat memahami hak dan kewajiban pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam membuat alokasi anggaran untuk kepentingan dalam bidang pendidikan, kesehatan dan ketersediaan pekerjaan; ketiga, memberikan jaminan adanya harmonisasi, sinkronisasi dan sinergitas program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dari pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota agar tercapi hasil yang optimal.

Sumber :
http://humasprotokol.bantenprov.go.id/read/article-detail/berita/1226/DPRD-BANTEN-TELAH-SETUJUI-APBD-PROVINSI-BANTEN-TAHUN-ANGGARAN-2015.html

IBU (TULISAN 5)



Ibu adalah seorang wanita yang telah memiliki anak atau tidak baik dalam ikatan pernikahan maupun tidak dalam ikatan pernikahan. Mengapa seorang wanita yang tidak memiliki anak dan tidak dalam hubungan ikatan pernikahan tetap dapat disebut ibu???
Karena walaupun seorang wanita belum mempunyai anak dan tidak dalam ikatan pernikahan wanita tersebut dapat juga disebut ibu, misalnya yaitu guru. Guru adalah orang tua di dalam kelas jadi tidak heran seorang wanita yang belum menikah dan mempunyai anak apabila ia menjadi guru ia tetap saja di panggil ibu oleh anak muridnya. Dan walaupun seorang wanita yang telah memiliki anak dan tidak dalam ikatan pernikahan ia tetap berhak disebut ibu, karena wanita tersebut telah mengandung dan melahirkan seorang bayi walau sekalipun bayi tersebut tidak pernah diharapkan olehnya.
Taukah anda menjadi seorang ibu itu tidak semudah yang kita bayangkan. Mengapa tidak mudah??
Walaupun saya belum menjadi seorang ibu tapi cepat atau lambat saya kelak akan menyandang setatus sebagai ibu. Saya akan memaparkan pendapat saya mengapa menjadi seorang ibu itu tidak semudah yang kita bayangkan.  
Taukah anda apa saja yang dikerjakan seorang ibu??
Memasak, mencuci, nyapu, ngurus anak......
Hemmm......, semua yang di atas benar tapi bukan hanya pekerjaan rumah saja yang ia kerjakan. Seorang ibu tidak hanya melakukan pekerjaan rumah tangga tetapi seorang ibu memiliki peran penting dalam masa depan anaknya dan keluarganya. Selain itu seorang ibu juga harus selalu melayani seorang suami walaupun ia sedang kelelahan karena itu adalah kewajibannya.
Terus bagaimana dengan wanita yang telah menikah dan memiliki anak yang bekerja diluar rumah?? Wah...seorang ibu yang tidak memiliki pekerjaan diluar rumah saja kelihatannya melelahkan bagaimana dengan seorang ibu yang memiliki pekerjaan di luar rumah dan masih mengurusi rumah tangganya?? Pasti sangat melelahkan.
Dari cerita saya diatas pasti kalian mendapatkan gambaran betapa tidak mudah menjadi seorang ibu. Nah, kita sebagai anak jangan pernah sekali-kali melawan orangtua terutama ibu karena kita akan menjadi seorang anak yang durhaka.
Allah pun telah memberitahukan kepada kita bahwa surga dibawah telapak kaki ibu. Itu semua karena ridho ibu adalah ridhonya Allah. Dan taukah anda ibu memiliki derajat yang tinggi, yaitu tiga tingkat dibanding ayah.
IBU...IBU....IBU.....
AYAH...

PENYEBAB TERJADINYA HUJAN (TULISAN 4)



Banyak rumor yang beredar bahwa bulan yang akhirannya –ber itu biasanya bulan yang sering diguyur hujan, misalnya saja bulan September, Oktober, November dan Desember. Bener nga sih rumor itu????
Hemmm...
Dibawah ini akan saya uraikan proses terjadinya hujan.
Hujan adalah salah satu anugerah yang diberikan Allah untuk umatnya yang ada di bumi, baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan. Dengan adanya hujan kehidupan di bumi berjalan secara seimbang karena air adalah salah satu unsur yang sangat penting bagi keberlangsungan suatu makhluk hidup. Secara ilmiah hujan adalah peristiwa jatuhnya titik air dari atmosfer ke permukaan bumi secara alami.
Selain hujan bermanfaat bagi makhluk hidup, air hujan juga bisa menjadi bencana bahkan menjadi musuh terutama bagi manusia. Karena hujan yang berlebihan bisa menyebabkan banjir dan akibat dari banjir bagi manusia adalah segala aktivitas outdoor terhambat bahkan tidak dapat dilakukan. Kalau dipikir-pikir hujan datangnya dari mana ya? Pasti pada ngejawabnya dari langit. Tapi apakah kalian tau bagaimana caranya langit menurunkan air hujan??
Pada mau tau ngak bagaimana proses terjadinya hujan??? Nah dibawah ini saya akan menjelasakan bagaimana proses terjadinya hujan hingga air dari langit bisa jatuh ke bumi.
Dua per tiga dari bumi mengandung air dan sisanya adalah daratan. Awalnya air hujan berasal dari air bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Selain air yang berbentuk fisik, air yang menguap ke udara juga bisa berasal dari tubuh manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, serta benda-benda lain yang mengandung air.
Air-air tersebut umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap / menjadi uap melayang ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau kondensasi sehingga membentuk awan. Dengan bantuan angin awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari baik vertikal, horizontal dan diagonal, akibat angin atau udara yang bergerak pula awan-awah saling bertemu dan membesar menuju langit / atmosfir bumi yang suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air. Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya butiran-butiran air atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi). Karena semakin rendah suhu udara semakin tinggi maka es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju.
Nah, seperti itulah proses terjadinya hujan. Kalian pada sudah ngertikan?? Terus hubungannya dengan bulan yang akhirannya –ber apa ya? Oh iya, hampir saja lupa. Menurut ilmu Geografi, musim di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu musim hujan dan musim kemarau. Setiap musim berlangsung selama enam bulan. Musim kemarau terjadi pada bulan April sampai September. Sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Maret. Berhubung diantara bulan Oktober-Maret itu adalah Nopember, Desember, Januari dan Februari sehingga banyak orang yang mengatakan bulan yang akhiran –ber itu adalah bulan musim penghujan. Nah, teman-teman sudah tidak penasaran lagi kan mengapa orang-orang banyak yang berkata demikian seputar musim penghujan.

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP PENDIDIKAN



Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi ditandai oleh ambivalensi – yaitu tampak sebagai “berkah” di satu sisi tetapi sekaligus menjadi “kutukan” di sisi lain. Tampak sebagai “kegembiraan” pada satu pihak tetapi sekaligus menjadi “kepedihan” di pihak lainnya. Globalisasi pendidikan di Indonesia juga ditandai oleh ambivalensi yaitu berada pada kebingungan, karena ingin mengejar ketertinggalan untuk menyamai kualitas pendidikan Internasional, kenyataannya Indonesia belum siap untuk mencapai kualitas tersebut. Padahal kalau tidak ikut arus globalisasi ini Indonesia akan semakin tertinggal.
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia bisa dilihat dari tiga hal :
§  Masalah peningkatan mutu manusia dan masyarakat Indonesia
§  Kedua, menyangkut masalah globalisasi
§  Perkembangan dan kemajuan teknologi.
Pendidikan merupakan aspek penting dalam era globalisasi. Tiga persoalan ini sangat berpengaruh dalam perkembangan dunia pendidikan. Sebab peningkatan SDM, yang menjadi tugas dan tanggung jawab utama pendidikan, sangat dipengaruhi faktor globalisasi dan teknologi. Pengaruh globalisasi, kemajuan teknologi dan informasi serta perubahan nilai-nilai sosial harus diperhitungkan dalam penyelenggaran pendidikan, apalagi tanggung jawab dunia pendidikan untuk mencapai tujuan pokok melahirkan manusia yang berkualitas.
Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri. Pendidikan model ini juga membuat siswa memperoleh keterampilan teknis yang komplit dan detil, mulai dari bahasa asing, computer, internet sampai tata pergaulan dengan orang asing dan lain-lain. sisi positif lain dari liberalisasi pendidikan yaitu adanya kompetisi. Sekolah-sekolah saling berkompetisi meningkatkan kualitas pendidikannya untuk mencari peserta didik.
Pendidikan di Indonesia sekarang membuat rakyat biasa sangat menderita. Pendidikan menjadi sesuatu yang tak terjangkau rakyat kecil. Tidak ada penggolongan orang miskin dan orang kaya. Lembaga pendidikan telah dijadikan ladang bisnis dan dikomersialkan.
Kebijakan yang mahal ini memang sangat merisaukan karena akan mengubur impian mobilitas kelas sosial bawah untuk memperbaiki status kelasnya. Sekolah kian menjadi lembaga elite dan bahkan menjadi kekuatan yang menghadang arus mobilitas vertikal kelas sosial bawah. Dalam beberapa aktivitasnya bahkan sekolah ikut terlibat melegitimasi tatanan yang timpang. Jika diusut penyebab ini semua, tentu jawabannya adalah kebijakan ekonomi neoliberal. Neoliberalisme akan menjadikan pasar serta pelumpuhan kekuasaan negara. Sekolah tidak perlu menjadi tanggungan negara, cukup diberikan pada mekanisme pasar. Biarlah pasar yang akan menyeleksi mana sekolah yang patut dipertahankan dan mana yang harus gulung tikar. Di situ pendidikan berangsur-angsur menjadi tempat eksklusif yang memberi pelayanan hanya pada mereka yang kuat membayar.
Realitas menunjukkan, krisis yang menimpa dunia pendidikan di Indonesia, khususnya kualitas pendidikan yang rendah, merupakan persoalan yang sangat kompleks. Prasarana, sarana, dan fasilitas kurang memadai, anggaran pendidikan nasional yang sangat minim, dan banyaknya guru yang mengajar tidak sesuai dengan keahlian atau memang belum layak disebut guru merupakan faktor yang ikut menyulitkan pengembangan kualitas pendidikan.
Selain itu telah muncul banyak pernyataan dan keluhan tentang rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia, yang tentu saja terkait dengan mutu lulusan yang dihasilkan oleh sistem pendidikan. Padahal, anggaran negara yang dialokasikan untuk pendidikan itu selalu bertambah dari tahun ke tahun. Sungguh ironis memang, anggaran selalu naik tetapi kualitas lulusan tetap rendah dan justru dirasakan semakin mahal. Mengapa hal seperti ini terjadi, padahal kurikulum dan buku, entah sudah berapa kali diubah. Entah sudah berapa macam metode mengajar yang ditatarkan kepada guru. Akankah keadaan ini dibiarkan terus berlanjut? Jika tak menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dapat diandalkan, dapatkah pendidikan itu disebut sebuah investasi untuk masa depan?
Solusi atas pengaruh globalisasi terhadap pendidika  adalah perlu adanya perombakan pada kebijakan yang menyangkut masalah pendidikan dengan menelurkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kaum miskin. Komersialisasi pendidikan mutlak harus dihentikan karena hanya memunculkan sekelompok orang yang menggunakan pendidikan sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan.