Menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Melukis gambar bukanlah menulis. Seorang pelukis
dapat saja melukis huruf-huruf Cina, tetapi dia tidak dapat dikatakan menulis,
kalau dia tidak tahu bagaimana cara menulis bahasa Cina, yaitu kalau dia tidak
memahami bahasa Cina beserta huruf-hurufnya.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah
sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita
berpikir kritis, memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan,
memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang
kita hadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman.
Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat
memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan
dimanfaatkan itu adalah :
1. Maksud
dan tujuan sang penulis (perubahan yang diharapkannya akan terjadi pada diri
pembaca).
2. Pembaca
atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atau teman sang penulis).
3. Waktu
atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnnya suatu kejadian
tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang menuntut perhatian langsung, masalah
yang memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban, dan sebagainya).
D’Angelo, 1980 : 20).
Penulis tidak hanya diharuskan memilih suatu pokok
pembicaraan yang cocok dan serasi, tetapi juga harus menentukan siapa pembaca
karyanya itu dan apa maksud dan tujuannya.
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan,
bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan kategori di
bawah ini :
a) Memberitahukan
atau mengajar;
b) Meyakinkan
atau mendesak;
c) Menghibur
atau menyenangkan;
d) Mengutarakan/mengekspresikan
perasaan dan emosi yang berapi-api.
Sehubungan dengan “tujuan” penulisan suatu tulisan,
Hugo Harting merangkumnya sebagai berikut :
a)
Assignment
purpose ( tujuan penugasan).
Tujuan penugasan
ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu
karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi
tugas merangkumkan buku, sekertaris yang ditugaskan membuat laporan atau
notulen rapat).
b) Altruistic purpose
(tujuan altruistik).
Penulis
bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca,
ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya,
ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan
karya itu.
c) Persuasive purpose
(tujuan persuasive).
Tulisan yang
bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutaarakan.
d) Informational purpose
(tujuaan informasional, tujuan penerangan).
Tulisan yang
bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca.
e) Self-expressive purpose
(tujuan pernyataan diri).
Tulisan yang
bertujuan memperkenaalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para
pembaca.
f) Creative
purpose (tujuan kreatif).
Tulisan yang
bertujuan mencapai nilai-nilai artistic, nilai-nilai kesenian.
g) Problem-solving
purpose (tujuan pemecahan masalah).
Dalam tulisan
seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin
menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat
pikiran-pikirandan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan
diterima oleh para pembaca. (Hipple, 1973: 3009-311).
Sumber :
Tarigan Henry Guntur. 2008. MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA. Bandung: ANGKASA
BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar