Senin, 05 Januari 2015

MITOS



Istilah “mitos” mengacu pada segala keyakinan yang maknanya sangat dekat dengan jalan hidup orang yang tak pernah mempertimbangkan pengajuan pertanyaan "Benar atau salahkah ini?"
Hidup dengan bermitos adalah seperti tinggal di suatu lingkaran tanpa mengetahui hal-hal tentang keberadaan lingkaran itu sendiri. Ini karena pemikiran mitologis itu bebal perihal tapal batasnya.
Filsuf mempertanyakan nilai kebenaran mitos (yakni masih membuka kemungkinan untuk mencari kebenaran yang terungkap di dalamnya), sedangkan ilmuwan menolak mitos karena hanya merupakan "cerita bohong". Para ilmuwan tinggal sebegitu jauh dari mitos sehingga, jika mereka memandang lingkaran mitos sepenuhnya, mitos itu hanya tampak sebagai satu titik di kejauhan tanpa isi yang maknawi.

Minggu, 04 Januari 2015

BATASAN, FUNGSI, DAN TUJUAN MENULIS

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Melukis gambar bukanlah menulis. Seorang pelukis dapat saja melukis huruf-huruf Cina, tetapi dia tidak dapat dikatakan menulis, kalau dia tidak tahu bagaimana cara menulis bahasa Cina, yaitu kalau dia tidak memahami bahasa Cina beserta huruf-hurufnya.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir kritis, memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutan bagi pengalaman.
Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi dengan tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah :
1.   Maksud dan tujuan sang penulis (perubahan yang diharapkannya akan terjadi pada diri pembaca).
2.      Pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atau teman sang penulis).
3.  Waktu atau kesempatan (keadaan-keadaan yang melibatkan berlangsungnnya suatu    kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang menuntut perhatian langsung, masalah yang memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut jawaban, dan sebagainya). D’Angelo, 1980 : 20).
Penulis tidak hanya diharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan serasi, tetapi juga harus menentukan siapa pembaca karyanya itu dan apa maksud dan tujuannya.
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan, bagi penulis yang belum berpengalaman ada baiknya memperhatikan kategori di bawah ini :
a)      Memberitahukan atau mengajar;
b)      Meyakinkan atau mendesak;
c)      Menghibur atau menyenangkan;
d)     Mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Sehubungan dengan “tujuan” penulisan suatu tulisan, Hugo Harting merangkumnya sebagai berikut :
a)      Assignment purpose ( tujuan penugasan).
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi tugas merangkumkan buku, sekertaris yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).
b)      Altruistic purpose (tujuan altruistik).
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karya itu.
c)      Persuasive purpose (tujuan persuasive).
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutaarakan.
d)     Informational purpose (tujuaan informasional, tujuan penerangan).
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada para pembaca. 
e)      Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri).
Tulisan yang bertujuan memperkenaalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.
f)      Creative purpose (tujuan kreatif).
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistic, nilai-nilai kesenian.
g)     Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah).
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikirandan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca. (Hipple, 1973: 3009-311).



Sumber :
Tarigan Henry Guntur. 2008. MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA. Bandung: ANGKASA BANDUNG

PROBLEM SOLVING (TULISAN 8)



1.      Menemukan topik masalah?
Ø  Kemacetan yang kerap melanda kawasan Pasar Tanah Abang.
2.      Mengidentifikasi masalah?
Ø  Troli barang serta ngetemnyaangkutan umum.
Ø  Angkutan umum yang menaikan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat.
Ø  Penumpukan volume kendaraan ketika jam padat seperti pulang kerja.
3.      Mengajukan alternative solusi atas penyebab masalah?
Ø  Penumpang kendaraan umum ditempatkan di suatu tempat sehingga angkutan umum tidak berhenti di sembarang tempat.
Ø  Puluhan petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta  mengatur lalulintas disekitar kawasan Pasar Tanah Abang.
Ø  Pengendalian lalulintas di Pasar Tanah Abang.
Ø  Merekayasa lalu lintas di Kawasan Pasar Tanah Abang khususnya untuk angkutan umum.
4.      Memilih salah satu alternative solusi yang dianggap paling efektif dan efisien?
Ø  Pengendalian lalulintas di Pasar Tanah Abang.
5.      Membahas alternative pada point 4 secara akademik/ilmiah (menggunakan literatur)?
Ø  Alternative yang lebih tepat untuk mengatasi kemacetan di Kawasan Pasar Tanah Abang adalah dengan di berlakukannya pengendalian lalulintas di Kawasan Pasar Tanah Abang yang dilakukan Dinas Perhubungan Jakarta Pusat, karena dengan mengatur naik turunnya penumpang kendaraan umum bertujuan untuk meningkatkan ketertiban angkutan umum serta memudahkan penumpang untuk naik angkutan umum. Seperti penumpang dari dan ke Kota, Jembatan Lima, Kebayoran Lama, dan Meruya Ilir naik dan turun di Jalan Jatibaru sisi timur (depan toko kain dan depan toko kelontongan) serta Jalan Jatibaru sisi barat (depan pintu keluar Stasiun Tanah Abang dan deket Jembatan penyebrangan Blok G).
Sedangkan, penumpang dari dan ke Pulogadung, Kampung Rambutan, Bekasi, Tanjung Priok, dan Kampung Melayu naik dan turun di jalan Jatibaru sisi timur (depan kantor Pemuda panca Marga) serta di Jalan Kebon Jati sisi timur (di bawah jembatan penghubung samping Blok G).
Sementara, penumpang dari dan ke Bendungan Hilir, Karet, dan Roxy naik dan turun di Jalan Jatibaru sisi barat (depan pintu keluar Stasiun Tanah Abang dan dekat turunan Jalan Jati Bunder), di Jalan Kebon Jati sisi selatan, serta Jalan Jati Bunder.
Penumpang dari dan ke Bekasi naik dan turun di Jalan Kebon Jati sisi selatan (di bawah jembatan penghubung). Penumpang dari dan ke Ciputat naik dan turun di Jalan Jati Bunder (depan took emas). Penumpang dari dan ke Gerogol juga naik dan turun di Jalan Jati Bunder.
Pengaturan naik turun penumpang ini telah dilakukan mulaiSabtu, 19 Oktober 2013.